Posts Tagged ‘Pendidikan’

Oleh : Annur Aliyyu

Bagi sebagian orang menghadapi sesuatu yang baru bukanlah perkara mudah, ada ketegangan sekaligus juga ada tantangan. Bagaimana tidak, hal baru biasanya terasa lebih sulit karena belum terbiasa, sementara karena sudah menjadi kebiasaan, sesuatu yang sudah berlangsung lama biasanya terasa lebih mudah dan nyaman. Begitu pula saat Anda dihadapkan pada situasi kerja yang baru, menjadi karyawan baru, pindah ke departemen baru, ataupun mendapat promosi jabatan baru. Tidak semua orang mampu untuk segera menyesuaikan diri dengan baik (well adaptive) saat memasuki lingkungan kerja baru. Padahal proses penyesuaian diri yang Anda lakukan di masa-masa awal bekerja tersebut akan sangat mempengaruhi keberhasilan karir Anda selanjutnya.

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat Anda menjadi pendatang baru di tempat kerja, dan jika Anda mampu melakukannya dengan baik maka hal tersebut akan menjadi soft skill yang memungkinkan karir Anda dapat melejit dengan mulus, juga membuat Anda menjadi New Kid on The Block (pendatang baru) yang dicintai oleh rekan kerja maupun atasan Anda.

1. Jadilah Pembelajar Cepat
Saat memasuki lingkungan kerja baru, siapkan energi dan mental untuk segera mengenal dan memahami lingkungan kerja dengan cepat. Untuk job description, Anda harus sudah memahami benar apa yang akan menjadi to do list Anda karena semua itu biasanya sudah dijelaskan saat wawancara akhir. Hal yang tak kalah penting untuk segera dipelajari adalah situasi lingkungan sosial yang berlangsung di tempat kerja seperti interaksi antar karyawan, pola-pola reaksi sosial, dan lain sebagainya. Semakin cepat Anda mengenal dan memahami lingkungan kerja baru tersebut semakin cepat pula Anda dapat beradaptasi dan merasa nyaman di tempat baru.

2. Jangan Lupakan Etika
Seorang karyawan atau pegawai baru biasanya datang dengan idealisme yang cukup kuat. Mata yang masih “fresh” akan dengan mudah mengenali kejanggalan-kejanggalan yang ada. Hal-hal seperti adanya alur birokrasi yang rumit, karyawan yang tidak bekerja sebagaimana seharusnya, cara kerja yang tidak efisien, serta berbagai penyimpangan prosedur dalam pekerjaan, akan dengan mudah tertangkap dalam pandangan mata karyawan baru. Konsep ideal mengenai dunia kerja seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Menjadi seorang pembaharu yang membawa angin segar terhadap pengembangan institusi atau perusahaan memang menjadi impian setiap orang. Tetapi hal tersebut jangan sampai malah mengundang antipati dari rekan kerja maupun atasan Anda. Setiap orang tidak mau disalahkan. Setiap orang tidak akan mau diaanggap tidak kompeten. Perubahan yang revolusioner biasanya cenderung banyak mendapatkan penolakan. Ubahlah apa yang bisa Anda ubah sedikit demi sedikit dengan tetap memperhatikan etika dan respek terhadap rekan kerja terlebih terhadap atasan Anda.

3. Ringan Tanganlah
Mau membantu tugas atau pekerjaan rekan kerja Anda merupakan salah satu bentuk perhatian dan kepedulian Anda terhadap lingkungan pekerjaan. Selama Anda bisa, ada waktu, dan tidak mengganggu tugas utama Anda rasanya tidak ada salahnya melakukan hal demikian. Jangan biasakan diri untuk selalu menghitung untung rugi. Anggaplah kegiatan membantu rekan kerja merupakan salah satu bentuk upaya Anda untuk meningkatkan produktivitas diri Anda. Urusan kesejahteraan akan mengikuti dengan sendirinya, meskipun tidak harus selalu berbentuk materi, tapi bentuk lain seperti hubungan sosial yang hangat dan kuat, itu juga akan sangat menunjang keberhasilan karir Anda di masa mendatang.

4. Bersikap Netral
Adanya “klik” di tempat kerja itu hal biasa. Sebagai karyawan baru sedapat mungkin Anda harus berusaha bersikap netral dengan tidak memihak kubu manapun. Fokuslah pada pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda dan bekerja samalah dengan siapapun Anda diharuskan bekerja. Jangan pernah melibatkan diri pada situasi yang penuh “gosip” ataupun pergunjingan, karena itu semua akan mempengaruhi penilaian Anda terhadap rekan kerja, dan tentu saja itu akan sangat mengganggu ketenangan Anda dalam bekerja.

5. Hindari Godaan Affair di Tempat Kerja
Sesuatu yang baru hampir selalu menarik untuk diperhatikan. Sebagai karyawan baru sebaiknya jaga sikap dan tingkah laku Anda sewajar mungkin. Tanpa Anda bertingkah aneh-aneh pun sudah pasti Anda akan menjadi pusat perhatian. Jangan bereaksi berlebihan seandainya ada lawan jenis yang memberikan perhatian lebih pada Anda (terutama bagi Anda yang sudah memiliki pasangan). Memang perselingkuhan seringkali terjadi di tempat kerja dimana masing-masing individu sedang berada dalam performa yang maksimal dengan rentang waktu kebersamaan yang cukup lama, belum lagi keakraban yang terjalin selama berada dalam teamwork biasanya cukup menggoda untuk dilanjutkan. Tapi ingatlah kebanyakan affair di tempat kerja berakhir petaka, dan sebaiknya Anda tidak memilih menjadi bagian dari hal buruk tersebut.

Sekarang bagaimana, sudah siapkah Anda untuk menjadi pendatang baru yang sukses? Yang dicintai rekan kerja maupun atasan Anda? Let’s work it out and have fun with your job everyday!

Like Father Like Son

Posted: 27 Desember 2011 in Parenting
Tag:,

Oleh : Annur Aliyyu

Seringkali kita menemukan ada anak yang secara fisik mirip sekali dengan ayah ataupun ibunya. Hal itu tidaklah mengherankan mengingat secara biologis gen pembawa ciri fisik yang dimiliki oleh anak memang diturunkan dari kedua orang tuanya.Tetapi tidak jarang pula selain ciri fisik yang mirip sekali dengan orang tuanya, ada juga anak yang memiliki pembawaan, sifat, temperamen, bahkan potensi kepribadian yang juga hampir persis seperti orang tuanya. Apakah hal tersebut juga diturunkan secara biologis seperti gen pembawa ciri fisik?

Kecenderungan setiap anak adalah meniru orang-orang terdekatnya (objek lekatnya), orang tuanya (bisa juga objek lekat lain seperti nenek, pengasuh, dan sebagainya). Pengalaman-pengalaman belajar di awal-awal kehidupan anak sebagian besar berasal dari proses peniruan (imitation). Meniru bagaimana cara orang tuanya makan, meniru cara orang tuanya berbicara dan berinteraksi dengan orang lain, bahkan sampai meniru bagaimana cara orang tuanya menyelesaikan masalah (apakah dengan kekerasan, pertengkaran, mengalah, menangis, ataupun yang lainnya). Orang tua merupakan contoh atau panutan atau model peran (role model) yang pertama dan utama bagi anak. Jika role modelnya positif tentu akan berpotensi membentuk karakter dan perilaku anak yang positif pula, dan jika sebaliknya tentunya juga akan memberi peluang pada anak untuk memiliki kecenderungan karakter dan perilaku yang negatif pula. Secara kasuistis mungkin ada yang berbeda tetapi secara umum anak adalah cerminan orang tuanya, Like Father Like Son.